Direktur Utama BRI Life Aris Hartanto. FOTO/dok.SINDOnews
Direktur Utama BRI Life, Aris Hartanto mengatakan pemisahan Unit Usaha Syariah Di BRI Life Di ini diperlukan Untuk Menyediakan Kemungkinan sekaligus menjawab tantangan, Untuk perkembangan industri asuransi syariah Hingga Di. BRI Life memproyeksikan tahun 2025 industri asuransi syariah Berencana tumbuh positif.
Pemisahan juga dilakukan Untuk memperkuat struktur ketahanan, kemandirian, dan daya Bertahan BRI Life. Perseroan berkomitmen melayani nasabah dan menyediakan solusi asuransi berbasis syariah. “Di Samping Itu terpisahnya unit syariah BRI Life Di induk bertujuan Untuk menciptakan operasional Usaha yang lebih efektif dan efisien,” ujarnya Di keterangan tertulis, Jumat (18/10/2024).
Di sisi permodalan, UUS BRI Life Memperoleh ekuitas Rp232 miliar per akhir 2023. Angka itu sudah melampaui Syarat OJK Yang Terkait Bersama nilai ekuitas minimal Rp100 miliar Di 2026. Dia optimistis Hingga Di penetrasi asuransi syariah Di Indonesia Berencana Lebih Meresahkan. Mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim. Belakangan, halal awareness juga Lebih Meresahkan Di Komunitas. Ini menjadi Kemungkinan Untuk asuransi syariah.
Berdasarkan data OJK dan Asosiasinegara-Negaraasiatenggara Insurance Surveillance Report 2022, penetrasi asuransi Di Indonesia masih berada Di level 2,7 persen atau lebih rendah, dibandingkan Bersama Negeri seperti Singapura (12,5 persen), Malaysia (3,8 persen), Thailand (4,6 persen). Aris menyakini, rendahnya penetrasi asuransi ini juga berpengaruh Di unit syariah. Tapi potensinya memang sangat besar.
BRI Life sendiri Di ini tercatat mempunyai fondasi yang kuat. Risk Based Capital (RBC) ada dii posisi 547,26 persen, mencerminkan BRI Life Di posisi yang kuat Berusaha Mengatasi berbagai risiko dan Menyediakan perlindungan Untuk nasabah. Sebagai informasi, RBC minimum yang disyaratkan OJK adalah 120 persen.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Direstui OJK, BRI Life Spin Off Unit Usaha Syariah Di 2026