Maros –
Kepala Negara Joko Widodo (Jokowi) menyoroti penangkaran kupu-kupu Di Taman Wisata Alam Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang dibangun menggunakan semen atau beton. Pemkab pun Memberi tanggapannya.
Sorotan itu disampaikan Jokowi kala pembukaan Pertemuan Kerja Nasional XVI Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) Tahun 2024 Di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (10/7).
“Di Maros, ada tempat yang saya belum pernah Di sana, yang kupu-kupunya sangat banyak sekali. Bapak Bupati Maros ada? Ini sangat unik. Tolong pembangunannya yang benar gitu, sentuhannya yang benar. Jangan sampai barangnya bagus, justru disentuh Di semen-semen, tembok-tembok, bukan itu,” ucap Jokowi yang dikutip Di detikNews, Selasa (15/7/2024).
Menurutnya, pembangunan tempat wisata sebaiknya disesuaikan Di habitat Di kupu-kupu. Misalnya lokasi yang seharusnya ditanami banyak pohon. Itu selain Untuk kupu-kupu dapat tinggal seperti Di alam aslinya, dapat Berpeluang Memperbaiki nilai wisata.
“Harusnya yang banyak ditanam pohon-pohon yang mendatangkan kupu-kupu lebih banyak lagi. Ini bisa dijual mahal sekali menurut saya kalau promosinya benar, kalau branding-nya benar. Spesifik, bagus sekali,” katanya.
“Kalau sudah promosinya bagus, Bapak-Ibu mau kenakan tiket berapa pun, semuanya Akansegera mau, hanya Untuk melihat kupu-kupu yang ada,” sambungnya.
Dia meminta model pembangunan kawasan itu dievaluasi kembali. Justru ia meminta pihak Lokasi berkoordinasi Di Bappenas (Badan Perancangan Pembangunan Nasional) jika kesulitan mengemasnya.
“Tolong dicarikan arsitek landscape yang pintar. Kalau Lokasi tidak siap, surati Bappenas Untuk merencanakan agar Produk yang bagus itu menjadi sebuah ‘berlian’ yang baik Untuk kita semua,” imbuhnya.
Pemkab Merespons
Bupati Maros Chaidir Syam merespons Penilaian tersebut Di mengundang Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Mereka membuka forum group discussion (FGD) Ke Senin (15/7).
“Penyampaian bapak Kepala Negara kalau bisa dihindari penggunaan semen atau beton. Kita Akansegera mencari pola, Bisa Jadi kita Akansegera lebih banyak menggunakan kayu atau bahan natural agar kupu-kupu betah Di kawasan tersebut,” ucapnya.
Ia menjelaskan bahwa Taman Wisata Alam Bantimurung Maros memang ada yang dibeton, Tetapi hanya Di jalur pengunjung Di lokasi.
“Kalau pembangunan yang (menggunakan semen) adalah jalur yang digunakan pengunjung. Kalau dulu jalur ini tidak ada kupu-kupu. Di jalur yang sudah semen (Di Didepan) kita tanam pakan pakai pot,” jelasnya.
Tetapi, ia Akansegera Menimbang arsitektur kawasan tersebut. Pihak balai juga Akansegera memperhatikan habitat kupu-kupu Pada adanya perombakan.
“Kalau kami pemda Akansegera membuat laboratorium kupu-kupu mengetahui kehidupan kupu-kupu lebih terpelihara Di baik,” tambahnya.
Menurut Chaidir, ada beberapa aspek yang mempengaruhi habitat kupu-kupu Di sana. Selain Sebab jumlah kunjungan, terdapat pula air terjun dan sungai yang ketika meluap dapat mempengaruhi kehidupan kupu-kupu. Tetapi, ia berkomitmen Untuk mengatasi hal itu dan Menyusun yang dikenal sebagai The Kingdom of Butterfly.
“Ada Kebugaran Di mana Kebugaran air meluap Sebab Genangan Air, beberapa pohon yang sudah kita tanami Merasakan mati, rusak,” ungkapnya.
___________________
Artikel ini telah tayang Di detikSulsel
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Jokowi Sentil Penangkaran Kupu-kupu yang Pakai Beton, Pemkab Maros Tanggapi