Venesia –
Venesia telah menyelesaikan Langkah percontohan tiket harian Untuk turis. Tak ada berkurang, turis justru bertambah banyak
Dilansir Di Al-jazeera Di Senin (15/7), Situs Warisan Dunia UNESCO mulai memberlakukan retribusi harian Untuk turis Di bulan April. Sistem ini dirancang Untuk mengatur arus wisatawan ketika jumlah pengunjung berada Di Di puncaknya.
Pada 1 hari pertama masa uji coba, rata-rata tercatat 75.000 pengunjung Di kota tersebut. Martini mengatakan jumlah tersebut Meresahkan 10.000 orang setiap hari dibandingkan tiga hari libur indikatif Di tahun 2023, mengutip angka yang diberikan Dari kota tersebut berdasarkan data Smart Phone yang melacak kedatangan Di kota tersebut.
Simone Venturini, anggota dewan kota yang bertanggung jawab atas Perjalanan Ke Luarnegeri dan kohesi sosial, mengatakan penilaian awal Pada Langkah tersebut positif dan mengonfirmasi bahwa sistem tersebut Akansegera diperbarui Di tahun 2025, Akan Tetapi mengakui bahwa masih terdapat banyak orang.
“Di beberapa akhir pekan, jumlah orang yang datang lebih sedikit dibandingkan waktu yang sama tahun lalu, Akan Tetapi tidak ada yang menyangka bahwa para pelancong sepanjang hari Akansegera menghilang secara ajaib,” katanya kepada kantor berita Reuters.
“Ini Akansegera lebih efektif Di tahun-tahun mendatang ketika kita menambah jumlah hari dan menaikkan harga,” tambahnya, tanpa menyebutkan berapa banyak pengunjung yang harus membayar Di tahun 2025.
Proposal Untuk menggandakan biaya menjadi 10 euro atau Rp 176 ribuan Di dipertimbangkan Untuk tahun Didepan.
Akan Tetapi Di hari Sabtu, beberapa lusin aktivis berkumpul Di luar stasiun kereta Santa Lucia yang menghadap Ke kanal yang padat Untuk Mengeluhkan biaya masuk, dan mengatakan bahwa hal tersebut tidak menghalangi pengunjung Untuk datang Di hari-hari sibuk, seperti yang diharapkan.
“Tiket tersebut merupakan sebuah kegagalan, seperti yang ditunjukkan Dari data kota,” kata Giovanni Andrea Martini, anggota dewan kota yang merupakan oposisi.
Para oposisi Mengharapkan Keputusan yang Mendorong pemukiman kembali Lantaran telah kehilangan penduduknya Pada beberapa dekade, termasuk Keputusan membatasi sewa jangka pendek.
“Ingin menaikkan menjadi 10 euro, sama sekali tidak ada gunanya. Itu menjadikan Venesia sebagai museum,” kata Martini.
Banyaknya spanduk Di Ketidak Setujuan hari Sabtu juga Menunjukkan meningkatnya kekhawatiran Pada sistem pengawasan elektronik dan video yang diperkenalkan kota tersebut Di tahun 2020 Untuk Meninjau data Smart Phone orang-orang yang tiba Di kota tersebut, yang merupakan tulang punggung sistem Untuk mengendalikan Perjalanan Ke Luarnegeri. Plakat berisi peringatan tentang penggunaan data pribadi dan kurangnya Kerahasiaan data.
“Tiket akses merupakan gangguan besar Untuk media, yang hanya membicarakan tentang 5 euro, yang Akansegera menjadi 10 euro tahun Didepan,” kata Giovanni Di Vito, seorang penduduk Venesia yang aktif Di Pencalonan Politik menentang Ppn turis.
“Tetapi tidak ada yang fokus Di sistem pengawasan dan pengendalian warga.”
Martini malah menganjurkan sistem pemesanan gratis Untuk slot pengunjung guna mencegah keluarga berpenghasilan rendah diberi harga, Akan Tetapi sistem ini mampu melacak Kandidat wisatawan yang datang.
“Kita harus bisa memperingatkan Komunitas bahwa jika mereka datang Di hari-hari tertentu, mereka tidak Akansegera Merasakan waktu yang baik,” katanya.
Bersama Detail, tujuan jangka panjangnya adalah Menarik Perhatian kembali warga yang sudah lama kehabisan air Di Di kota beberapa tahun terakhir Lantaran sewa jangka pendek Lebihterus mendominasi pasar perumahan.
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Turis Makin Banyak, Percobaan Tiket Di Venesia Terbukti Gagal?