Media sosial kini tak hanya memengaruhi cara berpakaian atau bergaul, tetapi juga bagaimana generasi muda memandang Konsumsi. Begini penjelasannya.
Gaya Cara Kehidupan Sehat yang semula positif perlahan bergeser menjadi ajang pencitraan dan eksperimen berlebihan. Menurut ahli gizi Kylie Sakaida, generasi Milenial (1981 hingga 1996) dan Gen Z (1997 hingga 2012) tumbuh Ke Di Kearifan Lokal Dunia clean eating dan konten #WhatIEatInADay, yang membuat banyak orang keliru menilai arti sehat sebenarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kedua generasi ini peduli Ke Keadaan dan kenyamanan, tetapi Kearifan Lokal Dunia modern membuat segalanya tampak membingungkan,” ujarnya.
Data Menunjukkan, lebih Bersama 60% Milenial dan 75 % Gen Z kerap mencari saran gizi Bersama media sosial, membuka ruang Untuk informasi yang menyesatkan.
Dilansir Bersama NYPost (11/11/2025), Sakaida pun Menginformasikan enam Kegagalan umum yang sering dilakukan generasi muda Yang Berhubungan Bersama pola makan mereka.
1. Mengutamakan Tampilan daripada Asupan Gizi
|
Makan. Foto: Getty Images/iStockphoto/Kamonchai Mattakulphon
|
Untuk banyak generasi muda, Konsumsi sehat kini sering diukur Bersama tampilannya bukan manfaatnya. Ahli gizi Kylie Sakaida menjelaskan bahwa generasi Milenial dan Gen Z tumbuh Ke Di Gaya ‘clean eating’ dan konten #WhatIEatInADay Ke media sosial.
Hal itu membuat banyak orang beranggapan bahwa Konsumsi sehat harus rendah karbohidrat, disajikan cantik, dan cocok difoto Sebagai media sosial.
Padahal kata Sakaida, yang lebih penting adalah bagaimana Konsumsi membuat tubuh terasa, bukan bagaimana tampilannya Ke Lensa. Ia menegaskan, asupan bergizi sejatinya memberi energi, memperbaiki suasana hati, dan menjaga kekuatan tubuh.
“Konsumsi paling bergizi sering kali justru terlihat sederhana, tidak selalu Menarik Perhatian secara visual,” ujarnya.
2. Terlalu Percaya Ke Gaya Konsumsi Viral
Media sosial kini menjadi rujukan utama banyak anak muda Di menentukan apa yang mereka makan. Menurut Kajian, hampir 75% kaum Gen Z mencari inspirasi Konsumsi Bersama platform seperti TikTok dan Instagram.
Kylie Sakaida menilai Kejadian Luar Biasa ini membuat banyak orang mempercayai Gaya viral dibandingkan prinsip dasar gizi. Gaya seperti ‘girl dinner’ atau ‘cottage cheese everything’ bisa membuat orang bingung menentukan pola makan sehat.
“Kita sering kali mempercayai hal viral ketimbang hal mendasar.” Sakaida menyarankan agar setiap orang fokus Ke hal yang terbukti bermanfaat misalnya pola makan kaya protein, serat, sayuran, pola makan disiplin dan menjaga tubuh tetap terhidrasi.
Menurutnya, lima hal ini jauh lebih berpengaruh Di Keadaan dibanding satu Gaya viral yang sifatnya Sambil Itu.
3. Pola Makan yang Terlalu Ekstrem
Efek detoks. Foto: Getty Images/Gulcin Ragiboglu |
Kearifan Lokal Dunia Keadaan modern sering kali mempromosikan pola makan sehat yang ekstrem Melewati detoks, pembersihan tubuh, dan berbagai tantangan yang berkaitan Bersama pola makan.
Kylie Sakaida menilai pola seperti ini hanya menimbulkan kelelahan dan membuat orang cepat bosan. Ia menjelaskan bahwa Keadaan tidak perlu dicapai lewat langkah drastis.
“Keadaan bukan perlombaan cepat atau lambat, tetapi komitmen jangka panjang,” ujarnya. Menurutnya rutinitas sederhana yang dilakukan secara konsisten jauh lebih bermanfaat dibanding Langkah ketat Di sebulan.
“Kebiasaan kecil setiap hari Berencana membawa perubahan nyata, lebih Bersama usaha ekstrem jangka pendek. pungkas Kylie.
4. Sering Melewatkan Waktu Makan
Banyak orang menganggap tidak makan adalah bentuk disiplin, terutama Bersama maraknya Gaya puasa intermiten dan Kearifan Lokal Dunia kerja yang sibuk. Kylie Sakaida menyebut Kejadian Luar Biasa ini berisiko Sebagai Keadaan Sebab otak yang kekurangan energi Berencana sulit fokus dan mengatur emosi.
Ia menegaskan, makan bukan tanda seseorang lemah, melainkan cara seseorang memberi bahan bakar dan energi Untuk tubuh.
“Makan secara teratur dapat mendukung hormon, metabolisme, dan kestabilan emosional,” ujarnya. Menurutnya Konsumsi membantu seseorang tampil sebagai versi terbaik dirinya, baik Ke tempat kerja maupun kehidupan pribadi. Ia menyarankan agar setiap orang menyeimbangkan waktu dan jadwal makan Untuk menjaga daya Konsisten tubuh dan fungsi otak.
5. Merasa Bersalah Sebab Pilihan Konsumsi
Burger Konsumsi cepat saji atau fast food Foto: Tamas Pap/Unsplash |
Ke Di kesibukan dan tekanan hidup modern, banyak anak muda merasa bersalah ketika memilih Konsumsi cepat saji atau Konsumsi instan. Kylie Sakaida menilai anggapan itu keliru.
“Kenyamanan bisa mendukung Keadaan jika pilihan Konsumsi yang diambil tetap seimbang dan bergizi,” jelasnya. Menurutnya, Konsumsi siap saji, bahan yang sudah dipotong, hingga layanan katering sehat bisa menjadi Dibagian Bersama Cara Kehidupan Sehat jika dikonsumsi Bersama bijak.
“Bersikap realistis membantu tubuh mencegah kelelahan dan menjaga konsistensi.” Sakaida mengingatkan bahwa menjadi sehat tidak berarti harus selalu memasak Bersama nol, melainkan memahami kebutuhan gizi masing-masing dan menyesuaikannya Bersama Cara Hidup sehari-hari.
6. Konsumsi sebagai Ajang Pencitraan Sosial
Untuk banyak anak muda, Konsumsi kini tak sekadar kebutuhan tetapi juga bentuk ekspresi diri apalagi Ke Di Gaya sosial media.
“Mencoba restoran viral, mengunggah belanjaan Konsumsi, atau memamerkan menu sehat kini menjadi Dibagian Bersama Hubungan sosial Ke media sosial,” ujar Kylie Sakaida.
Tetapi, ia menilai kebiasaan ini bisa membuat Konsumsi berubah menjadi ajang pencitraan, bukan lagi Sebagai kebutuhn gizi. Ia menekankan bahwa seseorang tidak perlu Menunjukkan Cara Kehidupan Sehat Ke media sosial, Sebagai benar-benar sehat.
“Keadaan sejati terlihat Bersama bagaimana kita merasa, bukan Bersama bagaimana kita tampil Ke media sosial,” katanya. Menurut Sakaida, makan sehat tidak harus ekstrem atau sempurna. Yang terpenting adalah menikmati prosesnya dan menjaga konsistensi Untuk Sustainability jangka panjang.
Halaman 2 Bersama 2
Simak Video “Generasi Z dan Y Update Banget soal Gaya Masakan“
(sob/adr)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Makan Untuk Konten? Ini 6 Kegagalan Pola Makan Gen Z













