Jakarta –
Pantai Marunda Hingga Clincing, Jakarta Utara pernah menjadi magnet wisata, Tetapi Sesudah Itu ditinggalkan. Kini, pantai itu Ditengah merayu turis Bagi datang lagi.
Destinasi wisata pantai Hingga Jakarta memang tak terlalu banyak, terlebih yang mudah dijangkau Bersama pengunjung terutama menyoal biaya. Pantai Marunda merupakan alternatif tepat Bagi warga yang ingin menikmati suasana pantai Bersama harga yang sangat terjangkau, hanya Bersama membayar parkir Rp 5.000.
Akses masuk yang cukup mudah menjadi Skor plus buat pengunjung Bagi berdatangan Hingga sini. Musim Ramainya pengunjung Hingga musim libur sekolah ini seolah menjadi harapan Terbaru Bagi Pantai Marunda Bagi kembali menjadi primadona, seperti dulu lagi, Walaupun pengunjung yang datang mayoritas merupakan warga Di Marunda.
Sebuah inisiatif dikumpulkan dan usaha dibangun Bagi mengembalikan Pantai Maruda seperti dulu. Pantai Marunda yang menjadi tempat wisata primadona bukan hanya warga Cilincing dan sekitarnya, tetapi dikunjungi Bersama pengunjung Di berbagai Area sebagai destinasi pantai Hingga Jakarta.
Memang, Mutu Pantai Marunda ini kalah jauh dibandingkan kawasan Pantai Ancol. Di ini, Pantai Marunda hanya dikelola Bersama Kelompok Di, dan tarif masuk pun dipungut Di uang parkir Bagi hari biasa. Berbeda jika mendatangi pantai ini Hingga hari Sabtu-Minggu, ada biaya tambahan Hingga awal masuk yakni Rp 2.000 dan Rp 2.000 lagi Bagi bisa berada Hingga area pantai Didekat deretan warung.
Anak-anak Renang Hingga Pantai Marunda (Muhammad Lugas Pribady/detikTravel)
|
Ketua Karang Taruna RW 7 Marunda, Sulaiman, menyebutkan alasan Menarik Perhatian biaya tersebut Bagi memperbaiki fasilitas Hingga area pantai seperti jembatan-jembatan bambu. Ia pun menampik omongan bahwa pembayaran tersebut merupakan praktek pungli.
“Kalau bukan Di mereka-mereka yang (pengunjung) ngasih, kita anggarannya Di mana? Makanya setiap Sabtu-Minggu itu dikenain dua ribu pas masuk, Sebab kan kita buat perbaikan. Tahu sendiri bambu sekarang, belum tukangnya Karena Itu dua hari Di seminggu itu dimintain,” kata Sulaiman kepada detikTravel, Selasa (2/7/2024).
“Orang Ke bilang pungli, ya pungli Di mana kalau nggak mau bayar ya bantu-bantu buat dandanin aja. Sebab kan kalau ini (jembatan) nggak bisa dilewatin kan nggak bisa Hingga pantai, itu juga Sabtu-Minggu doang kalau hari biasa masuk-masuk aja bayar parkir doang,” kata pria berambut gondrong itu.
Jembatan-jembatan yang ada Hingga area Pantai Marunda memang terbuat Di bambu, Sulaiman pun mengatakan waktu pemakaian bambu ini tak lama belum lagi kalau sering diinjak dan terkena cuaca laut. Karena Itu tarif Rp. 2.000 tersebut Bagi memperbaiki jembatan dan membayar pekerja yang membuat jembatan.
Menyoal tarif tersebut, pihak Kelurahan Marunda Melewati Sekretaris Kelurahan Marunda, Yulianto, pun mengatakan sebenarnya tak mempermasalahkan penarikan biaya itu jika memang digunakan Bagi semestinya. Dan Sebab Pantai Marunda ini memang sepenuhnya dikelola Bersama Kelompok Di.
“Ya terus ada tarif misalnya dua ribu kah itu kan inisiatif warga Bagi menjaga lingkungan dan saya juga tidak membolehkan dan juga tidak mengiyakan. Itu kembali lagi Hingga fungsinya Bagi ada dua ribu itu apakah buat Keselamatan parkir atau yang sebagainya lah,” kata Yulianto, Rabu (3/7).
Kawasan Minuman Hingga Pantai Marunda. (Muhammad Lugas Pribady/detikTravel)
|
Upaya penarikan tersebut merupakan spirit Kelompok Bagi memperbaiki dan Meningkatkan Mutu area pantai. Jika semua bisa tertata Bersama baik, maka pengunjung pun Berencana lebih banyak datang dan ekonomi warga Di yang berjualan pun ikut Menimbulkan Kekhawatiran.
Yuliyanto sedikit menjelaskan bahwa sebetulnya sudah ada wacana Di pusat Bagi Menyusun pantai ini dan dirinya juga Memperoleh harapan tersendiri Bersama wisata-wisata yang ada Hingga kawasan Marunda seperti Pantai Marunda, Rumah Si Pitung, dan Masjid Al Alam.
“Sebab gong yang sudah berbunyi adalah pantai publik dan ada juga sih niatan Di Dinas Wisata Internasional Bagi Menyusun area tersebut, nah kita kan nunggu si Wisata Internasional tersebut seperti apa dan gimana. Kan kita yang Hingga bawahnya hanya mengikuti aja Langkah-Langkah Di pemerintah,” katanya.
“Kalau saya sih maunya gini, ada paket gitu kan Hingga pantai atau Hingga Rumah Si Pitung dulu atau Hingga Masjid Al Alam Karena Itu tiga titik itu terisi. Nah lain daripada itu agar Kelompok Di juga didayagunakan Bagi menambah perekonomian mereka, mereka dilatih contoh kalau Hingga Rumah Pitung buat lah sketsa (miniatur) Rumah Si Pitung,” dia berharap.
Sebab baginya Bersama pengelolaan yang seperti itu wisata Hingga Marunda ini Berencana lebih Menimbulkan Kekhawatiran dan bisa memperbaiki perekonomian warga Di. Wewenang pihaknya hanya sebatas Memberi ide dan mencari potensi Hingga wilayahnya saja, selebih diserahkan kepada pusat.
Di ditanya Yang Berhubungan Bersama Pembaruan Pantai Marunda tersebut, Kepala Suku Dinas Wisata Internasional dan Ekonomi Kreatif Jakarta Utara, Shinta Nindyawati, mengatakan masih perlu koordinasi Lebih Jelas dan menunggu keputusan Di berbagai pihak.
“Bagi hal ini saya harus dapat masukan dulu Di jajaran wali kota, terus terang Sebab Pembaruan Wisata Internasional tidak bisa sendirian. Karena Itu saya harus tanya dulu, minimal Hingga PK Sekbang, apakah ada Ide perkotaan prioritas dan seterusnya, juga Bersama Suban Pembangunan,” kata Shinta Di dihubungi detikTravel.
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Jalan Berliku Pantai Marunda Bagi (Sekali Lagi) Karena Itu Primadona