Pemerintah diminta tidak buru-buru menaikkan Harga Pertamax meski Idr terpuruk. FOTO/dok.SINDOnews
“Pemerintah jangan cari kesempatan Di pelemahan Nilai Mata Uang Idr ini Untuk menaikan Harga Pertamax bersubsidi. Sebab indikator objektif lain Di pembentukan harga jual BBM bersubsidi masih positif,” jelas Mulyanto Di keterangan resminya dikutip Minggu (30/6/2024).
Menurut dia sebaiknya fokus mencari solusi pelemahan Nilai Mata Uang Idr tanpa mengorbankan kepentingan Komunitas kecil. Ia menilai masih banyak upaya yang dapat dilakukan pemerintah Untuk menjaga stabilitas APBN tanpa menaikan harga jual BBM bersubsidi.
“Jangan mentang-mentang Nilai Mata Uang Idr anjlok, maka langsung terpikir Untuk menaikkan Harga Pertamax bersubsidi,” tegas Mulyanto.
Lebih Jelas Mulyanto menilai, Pada ini Tren harga Energi mentah dunia cukup stabil Hingga kisaran harga USD81 per barel. Padahal Hingga awal Oktober 2023 mencapsi USD 90 per barel. Sambil Itu asumsi makro ICP (Indonesian Crude Oil Price) tahun 2024 sebesar USD 82 per barel. Karenanya harga Energi dunia yang ada masih Hingga bawah asumsi makro ICP.
“Kami maklumi bahwa pelemahan Nilai Mata Uang Idr Pada ini dapat mempengaruhi harga jual BBM bersubsidi. Tapi jangan mentang-mentang Nilai Mata Uang Idr anjlok, maka langsung terpikir Untuk menaikan Harga Pertamax bersubsidi,” tambahnya.
Menurut dia Aturan menaikkan Harga Pertamax ini Akansegera menyebabkan Fluktuasi Harga. Agar malah membuat Situasi ekonomi Lebihterus terpuruk. Sebagaimana diketahui, Harga Pertamax non Bantuan Fluktuasi Harga Berpeluang naik Sebab Merencanakan tiga aspek utama, yakni Tren harga Energi yang Menimbulkan Kekhawatiran, menurunnya produksi Energi, hingga melemahnya Nilai Mata Uang Idr Pada Nilai Mata Uang Amerika AS.
Sambil Untuk BBM Bantuan Fluktuasi Harga, pemerintah hingga Pada ini mengaku belum melakukan pembahasan Lebih Jelas mengenai Aturan harga jual Pertalite maupun Solar.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Ekonomi Lagi Sulit, Pemerintah Diminta Tak Buru-buru Kerek Harga Pertamax