Lubuklinggau –
Ke Lubuklinggau ada Kampung Warna-warni yang Memikat dikunjungi. Tahukah kamu, kampung ini dulunya dicap sebagai sarang kriminal. Seperti apa ceritanya?
Salah satu wisata wajib yang ada Ke Lubuklinggau yaitu kampung warna-warni. Kampung yang pernah eksis Ke tahun 2017 tersebut Memiliki banyak spot foto yang Akansegera memanjakan para wisatawan yang liburan Hingga Lubuklinggau.
Selain dapat berfoto Ke kampung yang Memiliki bermacam-macam warna tersebut, pengunjung juga dapat berfoto Bersama latar Di Bukit Sulap serta menikmati aliran Sungai Kelingi.
Kampung warna-warni itu terletak Ke jalan Depati Said, Kelurahan Lubaklinggau Ulu, Kecamatan Lubuk Linggau Barat II, Lubuklinggau, Sumatera Selatan.
Kampung tersebut diresmikan Dari mantan Walikota Lubuk Linggau, Prana Putra Sohe Ke 10 Maret 2017. Dari diresmikan, kampung tersebut langsung ramai dikunjungi Dari para wisatawan, mulai Di orang dewasa hingga anak-anak.
Malahan Ke masa jayanya, Di sepekan kampung ini bisa dikunjungi sebanyak 700 sampai 1.200 wisatawan Di berbagai Daerah.
“Kemarin sempat viral, Ke kalangan Seniman seperti Anisa bahar dan Ade Rai pernah berkunjung. Orang luar negeri (Bule) juga sering berkunjung. Pada masa-masa rame itu (2017 – 2018) sampe warga setempat aja tidak bisa lewat dijalan kampung ini sangkin rame nya,” kata Iin Parlina selaku Ketua RT 5, Kelurahan Lubuklinggau Ulu Pada ditemui beberapa waktu lalu.
Kampung Warna-warni Lubuklinggau, Sumsel Foto: Raja Adil Siregar
|
“Orang-orang yang datang biasanya foto-foto selfie Lantaran banyak gambar Ke dinding Rumah warga. Pemandangan sungai sama Bukit Sulap juga Karena Itu objek foto disini,” sambungnya.
Iin mengatakan terealisasinya kampung warna-warni menjadi objek wisata juga turut membantu perekonomian warga Ke kampung tersebut.
“Pas rame kemarin itu Karena Itu pendongkrak ekonomi warga, Karena Itu mata pencaharian Mutakhir warga disini. Banyak warga Ke sini yang berwirausaha seperti membuka warung, berjualan kerupuk sama Minuman tradisional,” katanya.
Dulu Kampung Ini ‘Sarang’ Kriminal
Sebelumnya menjadi objek wisata, kampung warna-warni dahulunya merupakan ‘sarang’ kriminal seperti sabung ayam, gudang Psikotropika dan begitu banyak Kartu Merah hukum lainnya. Kampung ini pun dijuluki Bersama ‘Kampung Texas’.
Akibat gambaran yang buruk itulah ibu-ibu kelompok PKK Ke kelurahan Lubuklinggau Ulu, Lubuklinggau Barat II berinisiatif membuat tempat tersebut menjadi objek wisata.
Hal ini Setelahnya Itu dibantu Dari dinas Yang Berhubungan Bersama dan didukung langsung Dari Walikota, Agar terbentuklah tempat wisata Mutakhir yang ramah anak.
“Dampaknya juga mengubah gambaran kampung ini Di julukan ‘Kampung Texas’ yang jelek menjadi tempat wisata ‘Kampung Warna-Warni’ yang semua kalangan bisa menikmatinya,” jelasnya.
Pamor Kampung Ini Redup Akibat Covid-19
Akan Tetapi Lantaran tidak ada renovasi, serta terkena dampak Covid-19, pamor kampung ini menjadi redup. Kini kampung tersebut sudah dikategorikan sebagai kampung biasa, dikarenakan tidak ada lagi wisatawan yang berkunjung Hingga sana.
“Sekarang ini kondisinya bisa dibilang memprihatinkan Lantaran sekarang kurang terawat. Aksesoris seperti payung dan lampu hias sudah hilang semua. Warna Warna Ke perumahan Ke sini juga sudah pudar semua,” bebernya.
Pamor Kampung Warna Warni mulai redup Foto: Muhammad Rizky
|
Iin mengatakan salah satu faktor yang membuat wisata kampung warna-Warni menjadi redup Lantaran kurangnya Perawatan Medis serta tidak ada hal Mutakhir Di kampung tersebut.
“Bosan Lantaran tidak ada hal yang Mutakhir. Yang datang kan kalo sudah foto-foto dia Karena Itu jarang mau berkunjung lagi Lantaran tidak ada hal Mutakhir lagi,” ungkapnya.
Butuh Pembaharuan Mutakhir
Iin mengatakan Sebelumnya Itu ada kabar Akansegera dibuatkan arena bermain Bagi anak-anak serta jembatan kaca, Akan Tetapi hal itu tidak terealisasi hingga sekarang.
“Di pak wali kota dulu pernah merencanakan ingin membuat arena bermain anak-anak, Bisa Jadi Lantaran terkendala lahan Karena Itu tidak Karena Itu. Ide jembatan kaca juga tidak Karena Itu,” ujarnya.
Meredupnya popularitas kampung warna-warni juga mempengaruhi perekonomian warga kampung tersebut. Iin mengatakan warga yang berniat ingin merenovasi kampung tersebut juga terkendali Lantaran keterbatasan dana.
“Di warga ada keinginan Bagi diadakan perbaikan biar kampung warna-warni bisa dikenang lagi, tapi kendalanya itu Lantaran rata-rata warga disini kerja sebagai buruh harian Karena Itu biaya perbaikan itu nggak ada Lantaran Bagi makan sehari-hari saja susah,” ungkapnya.
Iin berharap agar pemerintah kota Lubuklinggau bisa membantu membangkitkan lagi ketenaran kampung warna-warni seperti dahulu lagi.
“Harapannya kepada pemerintah Bagi bisa membantu merenovasi ulang Kampung Warna-warni ini. Setidaknya Bersama Dukungan Warna aja biar warga Ke sini yang mengecat ulang biar Karena Itu bagus lagi,” tutupnya.
——–
Artikel ini telah naik Ke detikSumbagsel.
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Redupnya Pamor Kampung Warna-warni Lubuklinggau, Dulu Dicap Sarang Kriminal