loading…
PDIP didorong segera Memutuskan tindakan tegas Bersama menonaktifkan salah satu kadernya Deddy Sitorus. Desakan itu datang Untuk Ketua PD Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) Jakarta Marselinus. Foto: Ist
Desakan itu buntut Untuk pernyataan Deddy Untuk potongan Inisiatif Monitor yang viral Ke media sosial yang menganggap tidak tepat membandingkan gaji anggota Wakil Rakyat Bersama rakyat jelata. Marselinus menilai ucapan Deddy sangat melukai hati Kelompok.
Baca juga: Kunto Aji Geram Eko Patrio, Uya Kuya, hingga Ahmad Sahroni hanya Dinonaktifkan, Berharap Diganti
“Ucapan tersebut bukan hanya mencerminkan arogansi seorang wakil rakyat, tetapi juga mempertegas jurang pemisah Di Wakil Rakyat dan rakyat yang mereka wakili. Ini adalah bentuk penghinaan Pada rakyat,” ujarnya, Selasa (2/9/2025).
Dia menyoroti beberapa Lembaga Perwakilan Rakyat lain telah Menunjukkan sikap tegas Bersama menonaktifkan kader masing-masing yang membuat pernyataan atau tindakan kontroversial. Dia mengungkapkan nama-nama seperti Ahmad Sahroni, Eko Hendro Purnomo (Eko Patrio), Nafa Urbach, hingga Uya Kuya yang telah dinonaktifkan Dari partai masing-masing Untuk menjaga marwah partai dan merespons kemarahan publik.
“Langkah yang diambil Dari Ketum Partai NasDem dan PAN sudah tepat dan Menunjukkan keberpihakan kepada rakyat. Kini tinggal PDIP yang belum Memutuskan tindakan Pada Deddy Sitorus, padahal dampak Untuk ucapannya sangat meresahkan,” katanya.
Ketua Bidang Keanggotaan dan Organisasi DPP PDIP Andreas Hugo Pareira buka suara Menyambut Baik desakan tersebut. “Ini masuk Untuk kategori dugaan Kartu Kuning etik? Silakan laporkan Ke MKD Wakil Rakyat kalau Kartu Kuning kode etik tersebut Dikatakan Untuk kapasitas Deddy melanggar kode etik sebagai anggota Wakil Rakyat,” ujar Andreas dikonfirmasi Sindonews.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: PDIP Didorong Nonaktifkan Deddy Sitorus Buntut Ucapan Rakyat Jelata