loading…
Mario D’Agata Akansegera kehilangan mahkotanya Ke Lini Pertahanan pertamanya; tidak seperti Kemenangan dunia ketiga Italia, Duilio Loi, kariernya tidak masuk Untuk standar metrik Hall of Fame. Akan Tetapi ia mengukir sejarahnya sendiri Untuk sejarah tinju, Sebab D’Agata tidak dapat berbicara maupun mendengar. Dia adalah Kemenangan dunia tinju pertama, dan hingga hari ini, Kemenangan dunia tunarungu-tunawicara.
Lahir Ke tanggal 29 Mei 1926, Di kota Arezzo, Tuscan, ia adalah salah satu Bersama tiga anak Bersama tujuh bersaudara yang dilahirkan Untuk keluarga yang tidak Memperoleh pendengaran, dan Di ia remaja, keluarganya pindah Di Roma Sebagai mencari Perawatan.
Baca Juga: Breaking News! Devin Haney vs Brian Norman Jr: November, InsyaAllah
Ketika berada Di sana, D’Agata masuk Di sasana tinju Sesudah melihat poster seorang petinju Di pintu Didepan dan, Sebab tertarik dan terinspirasi, ia memutuskan Sebagai mencobanya – antusiasmenya Di Aktivitasfisik ini tidak diragukan lagi dipicu Dari perkelahian Di jalanan yang tak terhitung jumlahnya akibat diejek Sebab kecacatannya sebagai seorang anak.
Bersama berakhirnya Konflik Bersenjata Dunia II, D’Agata akhirnya dapat mengejar mimpinya, Awalnya Bersama mengumpulkan Pencapaian tinju amatir 90-20.
Ke tahun 1950, ia siap Sebagai menjadi petinju profesional, Akan Tetapi federasi tinju Di negaranya tidak tertarik Sebagai mengizinkannya. Bagaimana Mungkin Saja dia bisa bertarung, mereka beralasan, jika dia tidak bisa mendengar instruksi Hakim Laga Lapangan atau bel? (Padahal, ia Mungkin Saja telah mengatasi tantangan tersebut sebanyak 110 kali sebagai petinju amatir).
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Mario D’Agata, Satu-satunya Kemenangan Dunia Tinju Tunarungu-Tunawicara