Pemecatan Dekan Fakultas Keadaan (FK) Universitas Airlangga (Unair) Budi Santoso Untuk jabatannya disoroti Lembaga Legis Latif. Foto/Instagram budi_bus_santoso
Menurut Fahmy, kebebasan berpendapat dan mengkritik Ke dunia akademisi telah berakhir bila pemecatan Budi tersebut berkaitan Didalam penolakan wacana naturalisasi Ahli Kepuasan Foreign Hingga Indonesia. “Jika benar pemberhentian Prof. Budi disebabkan Didalam kritiknya, maka tamatlah kebebasan menyampaikan berpendapat atau Penilaian Ke kampus-kampus kita,” ujar Fahmy Untuk keterangannya dikutip, Minggu (7/7/2024).
Dia berpendapat, dunia akademisi Berencana menjadi kerdil dan tak ada lagi dosen hingga guru besar menyampaikan pikiran kritis. Ia pun menilai, slogan Kampus Merdeka hanya sebatas nama belaka.
“Bukan tidak Bisa Jadi, bila hal ini dibiarkan, kampus-kampus kita Berencana menjadi kerdil, tak ada lagi para akademisi, guru besar yang mau menyampaikan pikiran-pikiran kritis mereka. Kampus Merdeka hanya nama belaka,” ungkapnya.
Berkaitan Didalam wacana Perdagangan Masuk Negeri Ahli Kepuasan Foreign, Fahmy menilai, pemerintah harus menggalakkan Inisiatif mutu Belajar Fakultas Kedokteran Ke Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta seluruh Indonesia.
“Seharusnya, pemerintah juga menyediakan Biaya yang memadai Untuk Belajar kedokteran negeri dan swasta, Untuk upaya mempercepat pengadaan Ahli Kepuasan umum yang berkualitas Ke seluruh Daerah,” kata Legislator asal Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Barat (Jabar) V meliputi Kabupaten Bogor ini.
Dia menilai, Keputusan Perdagangan Masuk Negeri Ahli Kepuasan Foreign tentu menuai Perdebatan dan mengancam eksistensi Ahli Kepuasan-Ahli Kepuasan Untuk negeri. “Keputusan tersebut malah menyiratkan ketidakpercayaan pemerintah Di kemampuan Ahli Kepuasan-Ahli Kepuasan lulusan Fakultas Kedokteran perguruan tinggi Untuk negeri,” pungkasnya.
(rca)
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Kampus Merdeka Hanya Nama Belaka