Era Kejayaan BRICS dan Dedolarisasi, Lebih 90 Negeri Tinggalkan Nilai Mata Uang Amerika AS

JAKARTA – Negeri-Negeri BRICS Bersama cepat meninggalkan Nilai Mata Uang Amerika AS dan Mendorong aliansi-aliasi lain Sebagai melakukan hal yang sama. Pada ini, lebih Di 90 Negeri telah beralih Di Nilai Mata Uang Amerika AS Ke Nilai Mata Uang alternatif seperti yuan dan rupee. Pergerakan ini menjadi tantangan terbesar Pada dominasi keuangan Amerika Dari Konflik Bersenjata Dunia II.

Negeri-Negeri yang meninggalkan Nilai Mata Uang Amerika AS mencari alternatif Nilai Mata Uang BRICS Lewat mekanisme yuan yang menggantikan Nilai Mata Uang Amerika serta mempercepat Gaya dedolarisasi Dunia yang membentuk kembali Perdagangan Global secara fundamental. Negeri-Negeri BRICS telah mencapai kesuksesan dedolarisasi yang signifikan, Bersama Persemakmuran Negeri-Negeri Merdeka melakukan lebih Di 85% transaksi lintas batas menggunakan Nilai Mata Uang nasional.

Transformasi Rusia Menunjukkan bahwa Negeri-Negeri yang meninggalkan Nilai Mata Uang Amerika AS dapat berhasil. Produk Ekspor berbasis rubel Rusia melonjak Di 10% menjadi lebih Di 40% Sesudah Hukuman Politik Yang Terkait Bersama Ukraina.

“Kami anggota BRICS, Iran dan Rusia telah menandatangani perjanjian Nilai Mata Uang Bersama Rusia dan sepenuhnya menghapus Nilai Mata Uang Amerika AS. Sekarang kami hanya memperdagangkan rubel dan rial,” ujar Gubernur Lembaga Keuanganpusat Iran, Mohammad Reza Farzin dikutip Di Watcher Guru, Jumat (13/6).

Kemitraan India-Rusia juga Menunjukkan efektivitas yuan Di menggantikan Nilai Mata Uang Amerika. Perdagangan bilateral Antara kedua Negeri melonjak Di USD13 miliar menjadi USD27 miliar Lewat pembelian Di Nilai Mata Uang rupee, membuktikan bahwa sistem Nilai Mata Uang alternatif BRICS berhasil Di praktiknya.

Pembuatan BRICS Pay Lebihterus cepat seiring Bersama Negeri-Negeri dedolarisasi BRICS yang mencari alternatif yang layak. Sistem ini memfasilitasi transaksi Nilai Mata Uang lokal dan mendukung pengurangan ketergantungan Nilai Mata Uang Amerika yang berkelanjutan Ke lebih Di 50 Negeri yang berpartisipasi.