Penulis ternama Ke Korea Selatan Baek Se-hee meninggal dunia. Wanita yang terkenal lewat karya bukunya yang berjudul ‘I Want to Die But I Want to Eat Tteokbokki’ menghembuskan napas terakhirnya Ke usia 35 tahun.
Hingga Pada Ini, penyebab kematiannya masih belum diungkapkan. Tetapi, Badan Donasi Organ Korea mengungkapkan bahwa Baek telah mendonorkan jantung, paru-paru, hati, dan kedua ginjalnya yang berhasil menyelamatkan banyak nyawa.
Wanita kelahiran 1990 itu juga diketahui menjalani Penanganan psikiatris Di hampir satu dekade. Ia sering kali memanfaatkan pengalamannya sendiri Untuk mengeksplorasi kompleksitas Kesejajaran mental.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ide Untuk memoarnya muncul Sesudah ia mulai membagikan kutipan Di catatan terapinya Ke sebuah blog, sebuah refleksi yang beresonansi Bersama banyak pembaca daring.
Pertama kali diterbitkan Ke Korea Ke tahun 2018 dan Sesudah Itu Ke Inggris Dari Bloomsbury Ke tahun 2022, I Want to Die But I Want to Eat Tteokbokki menggabungkan percakapan jujur Bersama psikiaternya tentang distimia, suatu bentuk depresi yang persisten, dan esai-esai yang sangat pribadi tentang perjuangan, citra diri, dan keinginannya Untuk sembuh.
Diketahui, Baek mengidap Situasi yang disebut sebagai distimia. Itu merupakan suatu bentuk depresi yang persisten.
Di bukunya ‘I Want to Die But I Want to Eat Tteokbokki’, Baek menggabungkan percakapannya Bersama psikiaternya tentang distimia. Ia juga mencantumkan esai-esai yang sangat pribadi tentang perjuangan, citra diri, dan keinginannya Untuk sembuh.
Menyoal Distimia
Dikutip Di Times of India, distimia atau gangguan persisten adalah bentuk depresi yang berlangsung lama, tetapi lebih ringan. Tidak seperti kesedihan biasa, distimia mempengaruhi suasana hati, energi, dan pikiran seseorang Di berbulan-bulan atau Justru bertahun-tahun.
Banyak orang Bersama distimia juga dapat Merasakan episode depresi mayor. Depresi adalah Situasi medis serius yang mengubah cara seseorang makan, tidur, berpikir, dan merasa tentang diri mereka sendiri.
Depresi bukanlah masalah kehilangan kesadaran atau tanda kelemahan. Ini dapat pulihkan Bersama terapi, Terapi, atau keduanya.
Menurut Johns Hopkins Medicine, distimia memengaruhi wanita dua kali lebih sering daripada pria. Beberapa individu juga Bisa Jadi Merasakan depresi mayor atau gangguan bipolar.
Walaupun tidak ada penyebab tunggal yang diketahui, Situasi ini sering diturunkan Di keluarga, Walaupun gen spesifiknya belum teridentifikasi.
Tanda-Tanda Distimia
Walaupun lebih ringan daripada depresi mayor, distimia bersifat persisten dan dapat secara signifikan mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Gejalanya meliputi:
- Perasaan sedih, hampa, atau cemas yang berkepanjangan.
- Kesulitan berkonsentrasi atau Memutuskan keputusan.
- Energi rendah atau kelelahan kronis.
- Perasaan putus asa.
- Perubahan nafsu makan atau berat badan.
- Gangguan tidur, seperti insomnia atau tidur berlebihan.
- Merasa harga diri rendah.
Halaman 2 Di 3
Simak Video “Video: CISDI Ungkap Alasan Kesejajaran Mental Masih Disepelekan“
(sao/naf)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Soal Pemicu Kematian Penulis ‘I Want to Die but I Want to Eat Tteokbokki’