Jakarta –
Krisis Pertumbuhan Ke Korea Selatan Lebih nyata. Total fertility rate sudah berada jauh Ke bawah angka 1, Di idealnya 2,1.
Pemerintah sudah melakukan sejumlah upaya Untuk mengatasi krisis Pertumbuhan termasuk insentif Bagi mereka yang memilih Memiliki anak. Sayangnya, strategi tersebut tampak tak membuahkan hasil. Angka pernikahan juga dilaporkan terus menurun.
Dikutip Di SCMP, strategi Terbaru Korsel Di ini Memberi uang tunang sebesar USD 14 ribu atau Disekitar Rp 200 juta Bagi mereka yang memutuskan menikah.
Insentif tunai Sebagai pernikahan, mencakup kebutuhan Di kencan pertama hingga biaya pertunangan dan bulan madu.
Walaupun urgensinya jelas, para kritikus berpendapat insentif keuangan satu kali ini Mungkin Saja tidak banyak membantu mengatasi tantangan struktural Ke balik tertundanya atau menurunnya angka pernikahan.
Ke distrik Saha, Busan, pemerintah setempat telah menjanjikan pembayaran hingga 20 juta won kepada pasangan yang menikah Sesudah Memutuskan Pada Di Kegiatan perjodohan yang diselenggarakan Dari distrik tersebut.
Manfaat tambahannya mencakup biaya kencan sebesar 500.000 won (Rp 5 juta), biaya pertemuan pertunangan sebesar 1 juta won (Rp 11 juta), dan Bantuan Pemerintah perjalanan sebesar 10 juta won (Rp 118 juta).
“Ini adalah salah satu komponen Keputusan kependudukan kami Sebagai mengatasi krisis angka kelahiran rendah dan penurunan regional,” kata seorang pejabat distrik, seraya menambahkan bahwa belum ada pasangan yang Memperoleh pembayaran penuh.
Kotamadya lain Ke seluruh negeri juga Mengadakan inisiatif yang sama. Ke Area Geochang, provinsi Gyeongsang Selatan, pasangan pengantin Terbaru berusia 19 hingga 45 tahun yang tinggal Ke sana Di lebih Di tiga bulan Memperoleh 600.000 won (Rp 7 juta) per tahun Di tiga tahun.
(naf/naf)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Angka Perkawinan Merosot, Korsel Bagi Rp 200 Juta Buat Warganya yang Mau Nikah