Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Di Juni 2024 terjadi deflasi sebesar 0,08% atau terjadi penurunan indeks harga konsumen (IHK) Untuk 106,37 Di Mei 2024. Foto/Dok
Sambil Itu Plt. Sekretaris Utama BPS, Imam Machdi mengatakan, secara year on year (YoY) terjadi Ketidakstabilan Ekonomi 2,51% dan secara tahun kalender terjadi Ketidakstabilan Ekonomi sebesar 1,07%.
“Deflasi Juni 2024 lebih Untuk dibandingkan Mei 2024. Deflasi ini merupakan deflasi kedua Di 2024,” jelasnya Untuk konferensi pers hari ini, Senin (1/7/2024).
Imam menuturkan, kelompok pengeluaran penyumbang deflasi terbesar adalah Konsumsi, minuman (mamin) dan tembakau Bersama deflasi 0,49% dan Memberi andil deflasi 0,14%. Adapun Barang Dagangan penyumbang deflasi Di antaranya bawang merah Bersama andil 0,09%, tomat Bersama andil 0,07% serta daging ayam ras yang Memberi andil 0,05%.
Sambil Itu, Barang Dagangan yang Memberi andil Ketidakstabilan Ekonomi Di antaranya cabai rawit dan cabai merah Bersama andil Ketidakstabilan Ekonomi masing-masing 0,02 persen. Setelahnya Itu emas Perhiasan, kentang, timun, sigaret kretek mesin tarif angkutan udara, ikan segar dan Minuman bubuk Bersama andil Ketidakstabilan Ekonomi masing-masing 0,01 persen.
Imam menambahkan, jika dilihat sebaran Ketidakstabilan Ekonomi bulanan menurut Daerah, maka sebanyak 26 Untuk 38 provinsi Merasakan deflasi, sedangkan 12 lainnya Merasakan Ketidakstabilan Ekonomi.
“Deflasi terdalam sebesar 1,11 persen terjadi Di Papua Selatan, Sambil Itu Ketidakstabilan Ekonomi tertinggi terjadi Di Papua Pegunungan sebesar 2,11 persen,” pungkas Imam.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Juni 2024 Terjadi Deflasi 0,08% Imbas Harga Mamin Merasakan Penurunan