Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno mengingatkan pentingnya menjaga Kesejajaran mental. Ini Lantaran masalah Kesejajaran mental bisa dialami Dari siapa saja. Foto/dok SINDOnews
Sayangnya, masih banyak yang tidak Mengetahui pentingnya menjaga Kesejajaran mental . Justru, tak sedikit stigma Hingga Ditengah Kelompok soal masalah Kesejajaran mental yang membuat penanganannya menjadi terlambat.
Hingga sisi lain, Sandiaga tidak sungkan mengakui bahwa dirinya pernah konsultasi Bersama psikolog. Menurutnya, semua orang pernah mempunyai masalah Di hidupnya.
“Kalau ditanya pernah Hingga psikolog, ya pernah. Semua orang pasti punya issue. Kebetulan saya sudah terekspos issue mental health Sebelum saya masih kecil,” kata Sandiaga Di Peristiwa Sound Healing Hingga Gedung Sapta Pesona, Kemenparekraf, Jakarta, Rabu (24/7/2024).
Ayah Sandiaga, Razif Halik Uno memang diketahui Menyaksikan masalah kejiwaan yakni mengidap manik depresif. Situasi tersebut membuat ayahanda Sandiaga tidak bisa maksimal Di meniti kariernya.
Peran tulang punggung keluarga kala itu akhirnya diambil alih Dari ibu Sandiaga, Mien Uno. Pengalaman Hidup inilah yang menjadi salah satu alasan Sandiaga begitu Mengetahui soal masalah Kesejajaran mental.
“Ketika ada anggota keluarga yang Menyaksikan masalah mental health. Kita harus ada Hingga sisinya. Kita harus menjadi support system yang baik, Lantaran depresi atau masalah kejiwaan yang lainnya itu seperti flu. Dia bisa hilang kalau minum Perawatan, tapi juga harus ada Pemberian Di keluargal,” jelasnya.
“Untuk sebagian orang, Topik ini masih Disorot tabu. Tapi kita harus terima dan jadikan suatu hal yang harus dibicarakan. Bersama Langkah Tersebut kita bisa belajar Sebagai menyiapkan treatment atau pengobatannya. Lantaran ada metode Sebagai deteksi dini juga,” tambahnya.
Hingga Di Itu, Sandiaga mengaku mempunyai cara khusus Sebagai menjaga Kesejajaran mentalnya dan mencegah Beban Hingga Ditengah jadwal pekerjaan yang begitu padat. Yaitu Bersama Berlari, yang mana diyakini tidak hanya menyehatkan tubuh, tapi juga mentalnya.
“Kalau orang sering lihat saya suka Berlari itu, Berlari itu lah healing saya. Pada Berlari Hingga pagi hari all the toxic is out, including mental toxic. Dari Sebab Itu saya banyak melakukan reflection dan banyak melakukan meditation Pada Aktivitasfisik,” ujarnya.
“Intinya coping mechanism setiap orang berbeda-beda, tergantung Kegemaran dan situasi yang Di mereka hadapi. Tetap semangat, semua pasti kita bisa hadapi,” tandasnya.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Sandiaga Ingatkan Pentingnya Jaga Kesejajaran Mental: Depresi seperti Flu